Welcome

I am pleased to invite you to my blog...
Here we go, just scroll your mouse down and you'll find something interesting..
Enjoy reading.. ^^

Home

Selasa, 12 Juli 2011

Dysmenorrhea (nyeri haid) bikin sengsara?

Hmm, gara-gara kemaren pas lagi kedatangan si bulan aku ngrasain sakit perut banget, plus pegel-pegel, plus galau, plus labil, plus pengen marah-marah terus ama orang, jadi keinget deh pengen nulis artikel ini.. :)
Enjoy reading yaah...
Hmm, guys, kali ini kita bakal bahas tentang “girl things
Penasaran? Yupp, kita bakal bahas tentang Dysmenorrhea atau nyeri haid, hal yang ga asing buat para wanita (termasuk saya T.T) dan mungkin para pria juga pada tahu lah sedikit banyak (yang punya cewek pasti tahu, haha). Yuks kita simak, para pria boleh ko baca buat pengetahuan.. ^^

Well, nyeri haid merupakan salah satu keluhan yang dialami sebagian besar wanita saat menstruasi. Nyeri haid dalam istilah medis disebut juga dismenore atau menstrual cramps. Dahulu, dismenore dianggap sebagai masalah psikologis wanita, tetapi sekarang merupakan kondisi medis yang nyata.

Dismenore (dysmenorrhea) berasal dari bahasa Yunani. Kata dys yang berarti sulit, nyeri, abnormal; meno yang berarti bulan; dan rrhea yang berarti aliran. Dismenore adalah kondisi medis yang terjadi sewaktu haid/ menstruasi yang dapat mengganggu aktivitas dan memerlukan pengobatan yang ditandai dengan nyeri atau rasa sakit di daerah perut maupun panggul. Dismenore sendiri ada dua macam, yaitu dismenore primer dan sekunder.
Nah nyeri haid yang sering kita alami itu girls masuk dalam kategoori dismenore primer, yang biasanya timbul pada bulan-bulan atau tahun-tahun pertama haid. Biasanya terjadi pada usia antara 15 sampai 25 tahun dan kemudian hilang pada usia akhir 20-an atau awal 30-an, dan tidak dijumpai kelainan pada organ reproduksi. Biasanya dismenore primer timbul pada masa remaja, yaitu sekitar 2-3 tahun setelah menstruasi pertama. Nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi, mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan menghilang. Dismenore juga sering disertai oleh sakit kepala, mual, sembelit atau diare dan sering berkemih. Sedangkan dismenore sekunder dimulai pada usia dewasa, menyerang wanita yang semula bebas dari dismenore, yang isebabkan oleh adanya kelainan organ reproduksi (Horowitz, 1987) dan seringkali mulai timbul pada usia 20 tahun.
Apa sih gejalanya?
Nah girls, kali ini kita bakal banyak bahas tentang dismenore primer.
Pas lagi haid nih biasaqnya banyak diantara kita yang merasa nyeri di perut bagian bawah, menjalar ke daerah pinggang dan paha. Kadang-kadang disertai mual, muntah, diare, sakit kepala dan emosi yang labil. (Ini hal-hal labil di bold biar para pria tahu kelabilan kita saat datang bulan :D). Biasanya sih nyeri timbul sebelum haid dan berangsur hilang setelah darah haid keluar, umumnya berhubungan dengan siklus ovulatorik. Yupp, that's gejala dismenore.
Kenapa yah ko bisa ampe sakit gitu?
Nah girls, ini dia beberapa faktor yang diduga berperan dalam timbulnya dismenore primer :
a. Prostaglandin
Penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kadar prostaglandin (PG) penting peranannya sebagai penyebab terjadinya dismenore (Pickles et al., 1975). Menurut Jeffcoate (1982) terjadinya spasme miometrium dipacu oleh zat dalam darah haid, mirip lemak alamiah yang kemudian diketahui sebagai prostaglandin; kadar zat ini meningkat pada keadaan dismenore dan ditemukan di dalam otot uterus. Kadar PGE dan PGF alfa sangat tinggi dalam endometrium, miometrium dan darah haid wanita yang menderita dismenore primer. PG menyebabkan peningkatan aktivitas uterus dan serabut-serabut syaraf terminal rangsang nyeri. Kombinasi antara peningkatan kadar PG dan peningkatan kepekaan miometrium menimbulkan tekanan intra uterus sampai 400 mm Hg dan menyebabkan kontraksi miometrium yang hebat. Atas dasar itu disimpulkan bahwa PG yang dihasilkan uterus berperan dalam menimbulkan hiperaktivitas miometrium. Selanjutnya kontraksi miometrium yang disebabkan oleh PG akan mengurangi aliran darah, sehingga terjadi iskemia sel-sel miometrium yang mengakibatkan timbulnya nyeri spasmodik. Jika PG dilepaskan dalam jumlah berlebihan ke dalam peredaran darah, maka selain dismenore timbul pula pengaruh umum lainnya seperti diare, mual, muntah.
b. Hormon seks steroid
Dismenore primer hanya terjadi pada siklus ovulatorik. Artinya, dismenore hanya timbul bila uterus berada di bawah pengaruh progesteron. Sedangkan sintesis PG berhubungan dengan fungsi ovarium. Kadar progesteron yang rendah akan menyebabkan terbentuknya PGF-2-alfa dalam jumlah yang banyak. Kadar progesteron yang rendah akibat regresi corpus luteum menyebabkan terganggunya stabilitas membran lisosom dan juga meningkatkan pelepasan enzim fosfolipase-A2 yang berperan sebagai katalisator dalam sintesis PG melalui perubahan fosfolipid menjadi asam arakhidonat. Ylikorkala et al. (1978) pada penelitiannya menemukan bahwa kadar estradiol lebih tinggi pada wanita yang menderita dismenore dibandingkan wanita normal. Estradiol yang tinggi dalam darah vena uterina dan vena ovarika disertai kadar PGF2-alfa yang juga tinggi dalam endometrium. Hasil terpenting dari penelitian ini adalah ditemukannya perubahan nisbah E2/P.

c. Sistem saraf (neurologik)
Uterus dipersarafi oleh sistem saraf otonom (SSO) yang terdiri dari sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Jeffcoate (1982) mengemukakan bahwa dismenore ditimbulkan oleh ketidakseimbangan pengendalian SSO terhadap miometrium. Pada keadaan ini terjadi perangsangan yang berlebihan oleh saraf simpatik sehingga serabut-serabut sirkuler pada istmus dan ostium uteri internum menjadi hipertonik.
d. Vasopresin
Akarluad (1981) pada penelitiannya mendapatkan bahwa wanita dengan dismenore primer ternyata memiliki kadar vasopresin yang sangat tinggi, dan berbeda bermakna dari wanita tanpa dismenore. Ini menunjukkan bahwa vasopresin dapat merupakan faktor etiologi yang penting pada dismenore primer. Pemberian vasopresin pada saat haid menyebabkan meningkatnya kontraksi uterus dan berkurangnya darah haid. Namun demikian peranan pasti vasopresin dalam mekanisme dismenore sampai saat ini belum jelas.
e. Psikis
Semua nyeri tergantung pada hubungan susunan saraf pusat, khususnya talamus dan korteks. Pada dismenore, nyeri dapat dibangkitkan atau diperberat oleh keadaan psikis penderita. Seringkali segera setelah perkawinan dismenore hilang, dan jarang masih menetap setelah melahirkan. Mungkin kedua keadaan tersebut (perkawinan dan melahirkan) membawa perubahan fisiologik pada genitalia maupun perubahan psikis ((hayuk pada nikah, haha). Hal ini diduga terjadi karena adanya kemunduran saraf rahim akibat penuaan dan hilangnya sebagian saraf pada akhir kehamilan.
Gimana girls, pada tahu kan sekarang kenapa kita sering ngrasa nyeri pas datang bulan (ato malah bingung?). Well, sedikit info nih buat kalian tentang dismenore sekunder. Penyebabnya antara lain karena endometriosis, stenosis kanalis servikalis, fibroid, adenomiosis, peradangan tuba falopii, perlengketan abnormal antara organ di dalam perut, dan pemakaian IUD.

But don't worry girls, ini dia nih perbandingan gejala Dismenore Primer dengan Dismenore Sekunder
Dismenore Primer
Dismenore Sekunder
usia lebih muda
usia lebih tua
timbul segera setelah terjadinya siklus haid yang teratur
tidak tentu
nyeri sering terasa sebagai kejang uterus dan spastik
nyeri terus menerus
nyeri timbul mendahului haid, meningkat pada hari pertama dan kemudian menghilang bersamaan dengan keluarnya darah haid
nyeri mulai pada saat haid dan meningkat bersamaan dengan keluarnya darah haid.
terkadang membutuhkan pengobatan medika
sering memerlukan tindakan operatif
sering disertai mual, muntah diare, kelelahan dan nyeri kepala.
tidak

Nah perlu ga sih minum obat?
Tergantung sih girls, kalo kalian ngrasa sakit banget bisa pake obat-obat penghilang rasa sakit atau analgetik (misalnya ibuprofen, naproksen dan asam mefenamat). Untuk lebih jelasnya kita bahas lain kali yah.. ^^ Bagi yang ga mau minum obat, rasa nyeri juga bisa dikurangi dengan istirahat yang cukup, olah raga teratur (terutama berjalan), pemijatan, yoga, kompres hangat di daerah perut.
Atauuu, mungkin kalian sering denger nih tentang adanya minuman kesehatan yang bisa mengurangi nyeri haid. Salah satunya yang cukup kita kenal adalah Kiranti, sehat datang bulan produksi PT Ultra Prima Abadi. Kiranti mengandung bahan herbal alami seperti: Curcumae domesticae rhizoma, Kaempferiae rhizoma, Zingiberis rhizoma(jahe) dan Tamarindi pulpa. Tenang, Kiranti ini aman ko untuk dikonsumsi, aku udah pernah coba, dan lumayan manjur, hehe. Kiranti juga telah mendapatkan predikat sebagai Obat Herbal Terstandar dari BPOM dan sertifikasi CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik), jaminan kemananan pangan ISO 22000: 2005, serta Halal Certificate dari Majelis Ulama Indonesia. Kiranti telah melalui serangkaian uji pre klinis dan uji klinis, untuk lengkapnya silahkan klik di sini (Hasil uji klinis Kiranti).
Kalau mau lebih alami lagi girls, silahkan aja minum kunyit asam, biasanya di daerah UGM situ banyak abang penjual kunyit asam, klo mau lebih terpercaya sih ya bikin ndiri. :)

Selain itu girls, for your information, baru-baru ini Dexa Medica juga telah meluncurkan salah satu produk aternatif mengatasi nyeri haid yang di beri brand “Vitafem Free Me”, yang merupakan produk hasil penelitian DLBS (Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences) yang diindikasikan untuk mengatasi gangguan nyeri haid. Aku juga baru tahu gara-gara ikut internship di Dexa Medica Group, hehe. Vitafem Free Me berbentuk kapsul mengandung fraksi bioaktif DLBS1442 yang berasal dari Phaleria macrocarpa (mahkota dewa) setelah melalui proses riset dengan teknologi Biomolecular yang didukung TCEBS. Apa itu TCEBS? Nah loh, bingung kan? TCEBS (Tandem Chemistry Expression Bioassay System) merupakan suatu metodologi pemilihan kandidat obat secara sistematik sehingga dapat menemukan calon produk yang paling aktif dan berpotensi berdasarkan ekspresi gen dan teknik protein array. Produk ini juga sudah melalui uji toksisitas pada hewan dan uji klinis pada manusia, sehingga keamanan dan khasiatnya terjamin.
Kedua alternatif diatas bisa dicoba loh girls buat kalian yang saking sakitnya ngrasain nyeri haid ampe nangis-nangis ga bisa tidur, ampe bolos kuliah segala. ^^

But wait... Jika nyeri terus dirasakan dan mengganggu kegiatan sehari-hari, maka diberikan pil KB dosis rendah yang mengandung estrogen dan progesteron atau diberikan medroksiprogesteron. Pemberian kedua obat tersebut dimaksudkan untuk mencegah ovulasi (pelepasan sel telur) dan mengurangi pembentukan prostaglandin, yang selanjutnya akan mengurangi beratnya dismenore. Jika obat ini juga tidak efektif, maka dilakukan pemeriksaan tambahan (misalnya laparoskopi). Jika dismenore sangat berat bisa dilakukan ablasio endometrium, yaitu suatu prosedur dimana lapisan rahim dibakar atau diuapkan dengan alat pemanas. Untuk mengatasi mual dan muntah bisa diberikan obat anti mual, tetapi mual dan muntah biasanya menghilang jika kramnya telah teratasi. Sedangkan pengobatan untuk dismenore sekunder tergantung kepada penyebabnya.
Hiyaaaak, gimana uda pada jelas kan girls. Lain kesempatan kita bahas lebih lanjut yah tentang dismenore ini dan dengan gejala-gejala PMS alias Pre Menstruasi Syndrome lain yang suka bikin kita galau dan labil dan ngrepotin and bikin bingung para cowok itu, hihi. Sorry boys, this's the way girls supposed to be. -___-''

Hope this article can broaden your knowledge and open up your mind about kedatangan si bulan yang sering ngrepotin kita para wanita.. ^^

1 komentar: