Welcome

I am pleased to invite you to my blog...
Here we go, just scroll your mouse down and you'll find something interesting..
Enjoy reading.. ^^

Home

Kamis, 21 Juli 2011

Profesi oh profesi..

Hari itu, selang beberapa hari setelah segala perihal tentang skripsi dan tetek bengeknya terselesaikan, seminar yang menurut saya ala kadarnya (baca: untuk memenuhi kewajiban), karena kurang waktu untuk persiapan, semalaman begadang, pikiran galau, (excuse) --', akhirnya persiapan demi persiapan ke Jakarta pun dilakukan. Dari menghubungi sahabat, rekan dan kolega yang tinggal disana untuk numpang tinggal, haha, mencari tiket kereta, sampai berburu baju profesi. 

Yah, hari itu kuputuskan untuk membeli beberapa potong baju profesi dengan pertimbangan kebutuhan, keinginan, dan dana. Pertama, baju profesi itu penting, bukan hanya karena akan dipakai selama 2 bulan kerja kedepan, tetapi dengan jelas dituliskan harus berpakaian rapi, kemeja, celana kain, dan sepatu tertutup, dan jelas saya tidak puna properti keprofesian itu. Akhirnya baju-baju profesi, terinspirasi dari beberapa kakak-kakak tingkat, hihi, aku beli. Yah memang belum bisa kalau harus beli yang bermerek "The executive" dengan uang sendiri, yang penting layak di pakai dan mencitrakan "The executive", haha. Kata orang baju itu mau kliatan mahal ato murah tergantung yang pake, yang penting buatku nyaman dipake, dan mencerminkan kepribadian kita. 


Kedua, tampil fashionable is important, bukan dalam arti mesti mengikuti semua tren fashion yang ada, tetapi harus disesuaikan ma taste, look, and budget tentunya. Karena ga semua gaya fashion itu pas buat kita, so kita musti pilih-pilih biar ga mati gaya dan ga dianggep norak, apalagi alay, please deh.. Dalam hal ini aku artikan dengan pergantian fase, dari yang dulu anak kuliahan, yang biasanya pake celana jeans belel, kemeja kotak-kotak kedodoran, sepatu flat butut ke kampus, ke fase keprofesian. Dan ternyata setelah melihat ke dalam isi lemari hanya ada beberapa baju yang layak dipakai seorang wanita karir --'.  Hmm, heran juga emang dulu siapa sih yang bikin image klo mahasiswa profesi itu mesti gaya pada pake kemeja, rok, ato celana kain yang rapi, sepatu fantofel (ga yakin ini nulisnya bener), dan si cowok pake dasi. Heran karena berdasar obrolan dengan rekan sejawat di ITB kayaknya ga segitunya mahasiswa profesi disana. --' 


Tapi emang sih, aku akui, kebanyakan nih, anak-anak farmasi kita yang cupu (saya tidak termasuk, haha) baru pada kliatan keren klo uda masuk profesi apoteker. Entah karena cara mereka berpakaian mereka yang uda beda, jadi kesannya para mas-mas itu kliatan lebih dewasa, lebih ganteng (*uuuppps) dan si embak-embak jadi kliatan seksi, haha, atau memang pada fase itu, sadar ato ga sadar, proses maturing sedang berlangsung. Dari yang dulu kuliah cuma sekedar kuliah, ngantuk-ngantuk di kelas, haha hihi praktikum ama temen-temen, sampe sekarang yang kita dituntut menjiwai dan bertanggungjawab atas peran kita sebagai seorang apoteker ato pharmacist, ntar ada sumpahnya segala, nah lo..
Hmm, apa pun itu buatku ini proses yang mengasyikkan, really, this is unforgetable journey and only once in your entire life, so kenapa musti dibikin repot, jadi saya berusaha menempatkan sesuatu itu pada tempatnya, artinya.....  musti tetep fashionable, haha..  :) 

Well, balik lagi ke masalah baju profesi itu tadi, ketiga, alasannya adalah you are what you eat, dalam konteks ini mungkin jadi gini kali ya "you are what you wear". Jadi inget pepatah bilang "don't judge a book by it's cover", well, menurutku pepatah itu ga sepenuhnya bener. Kenapa? Karna percaya ato ga seseorang akan dinilai pertama kali dari penampilan, dari situ baru penilaian-penilaian lain berikutnya muncul, baik dari gaya bicara, behaviour, bla bla bla. Jadi menurutku first impression itu penting, salah satunya ya diliat dari cara berpakaian kita. Selain itu, berpenampilan baik artinya kita menghargai, baik dalam artian menghargai diri kita sendiri, maupun orang yang melihat kita. Yang penting ga salah kostum, ga norak, atau berlebihan, simple tapi chick lebih asik. Dan salah satu baju yang mesti dibawa adalah blazer. Blazer dan wanita karir sudah seperti satu kesatuan atau satu paket dalam hidupnya. Apalagi nantinya aku bakal berpura-pura, bukan berpura-pura juga sih, latihan tepatnya jadi wanita karir yang bekerja di perkantoran atau yang berhubungan dengan banyak orang, penampilan berbusana merupakan hal yang paling harus diperhatikan. Bisa dikatakan juga sebagai welcome touch.
So, intinya adalah.... Shopping...  haha

Hmm shopping is my delight, mungkin buat semua cewek juga gitu. But asal tau aja yah shopping itu ga se simple yang kalian bayangin, sometimes you lost your mood, sometimes the store close before you find what you need, sometimes the sale is off when you get there another day, sometimes the price is out of reach, sometimes you buy unimportant thing outside your budget, sometimes you have to walk around twice before deciding to buy, sometimes you have to compare the price at other store, sometimes you confused whether that stuff fit on you or not, sometimes you can't find your size or colour, sometimes your boyfriend can't decide which stuff is better for you, sometimes unfortunately you lost you money or your wallet is gone, sometimes you regret what you've bought later after you give the money to the chasier, sometimes your boyfriend mad at you because you waste his time, sometimes you're home without carrying anything in your hand..
But that's the art of shopping guys.. :)

Bahkan nih, buat cari sepatu yang mencerminkan wanita karir, tapi tetep gaya aja aku bela-belain itu muterin toko-toko sepatu di Jogja, yang akhirnya berlanjut ke Solo, dan ternyata pilihan jatuh pada sepatu yang juga terpampang di salah satu department store di Jogja, hedeeeh, ampun.. Akhirnya packing time, semua barang-barang yang kuanggap penting tapi ga penting menurut beberapa temen kos aku bawa dan ternyata ga muat itu koper. Jadi keinget beberapa bulan, uups, setahun yang lalu tepatnya pas KKN bareng anak-anak, musti bawa tetek bengek properti hidup selama 2 bln. Perihal masalah yang berkaitan dengan proses wisuda aku serahkan pada sahabatku, Kasih, dari kunci kos, sampai berkas-berkas penting aku titipkan padanya, takut diperlukan nanti untuk mendaftar wisuda. 

Dan malam itu tepatnya Sabtu, 31 Mei 2011 berangkatlah ke Jakarta, seorang diri dalam kereta ber AC semalaman dengan keadaan flu berat gara-gara terlalu kerja keras ngerjain skripsi ampe jarang tidur. Sampai di Jakarta aku dijemput oleh dua orang sahabat SMA, Evi dan Ilham, dua orang mahasiswa STIS yang sudah hampir empat tahun menghabiskan waktu bersama merantau di ibukota. Beberapa hari pertama di Jakarta ternyata harus jatuh sakit, flu semakin menjadi, gara-gara terpapar AC kereta yang minta ampun dinginnya semalaman, sampai akhirnya pindah ke kosan baru di daerah Fatmawati, Jakarta Selatan, dan hidup baru pun dimulai disana, seorang diri, krik krik... 

Ini bingung mo crita apa, akhirnya ngalor ngidul gag jelas...
ya sudahLaaah... --'




Tidak ada komentar:

Posting Komentar